Gallery

Intip Proses Pembuatan Minyak Atsiri Dari Daun Nilam dan Cengkeh

Berkunjung kesalah satu desa terpencil di Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan menjadi pengalaman menarik, terutama kehidupan masyarakatnya yang sangat bersahaja. Beberapa minggu lalu perjalanan menuju Desa Poringan sebuah pengalaman pertama untuk melihat secara langsung bagaimana proses pembuatan minyak atsiri dari bahan baku daun Nilam (Pogostemon cablin) dan Cengkeh (Syzygium aromaticum) di rumah produksi rumah tangga.

Rumah industri yang hanya memiliki luas sekitar 100 meter persegi, terdiri dari dua lantai yang terbuat dari bahan material kayu tersebut mengelola daun-daun Nilam dan Cengkih menjadi minyak yang dipasarkan ke beberapa desa-desa yang ada di sekitar. Proses pembuatannya membutuhkan waktu selama dua-tiga hari untuk bahan baku daun nilam dan delapan jam untuk bahan baku daun cengkeh. Awalnya semua bahan baku daun dikeringkan dan dikemas ke sebuah karung sebelum dimasukkan ke dalam wadah besar berbentuk seperti baskom besar untuk merebus daun tersebut sampai akhirnya minyak dari daun tersebut keluar.

Kapasitas wadah tersebut membutuhkan sekitar 27 karung daun kering baik nilam maupun cengkeh lalu dipadatkan sebelum proses dimasak. Ada lima pekerja yang memiliki peran dan tugasnya masing-masing. Ada yang menyiapkan bahan baku daun, ada yang bagian proses pembakaran, ada yang menyuling hasil minyak yang nantinya akan dikemas kedalam botol.

Minyak gosok dari bahan baku daun nilam dan cengkeh ini menjadi salah satu sumber pendapatan dari beberapa warga yang ada di Luwu. Untuk satu botol minyak atsiri dibandrol sekitar Rp 50.000 untuk yang daun nilam dan Rp 30.000-Rp 40.000 dari daun cengkeh. Meski secara pemasaran belum cukup luas, namun salah satu unit usaha yang dikembangkan oleh masyarakat di Desa Poringan ini memiliki potensi dan kedepan diharapkan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak

 

Teks dan Foto : Dedy Istanto/Gaia Indonesia