Namanya Syamsudin Kilbaren (48) berasal dari Desa Waru, Seram Bagian Timur, Maluku yang sehari-hari bertugas merawat rumah bibit (nursery) di kawasan hutan. Setiap harinya bekerja untuk merawat bibit-bibit pohon untuk rehabilitasi mulai dari pukul 09.00 WIT – 16.00 WIT dan libur untuk satu hari saja pada hari Jumat. Syamsudin bekerja seorang diri dengan berbekal kendaraan roda dua berangkat dari desanya menuju rumah bibit yang luasnya sekitar seluas 0,8 hektar sebagai tempat untuk bekerja dengan merawat puluhan jenis pohon, di antaranya, jenis pohon Matoa, Kenari, Balsa, kayu merah, Linggua dan lain-lain. Rumah bibit yang dibangun ini merupakan bagian dari implementasi program SERCOVA atau Seram Climate and Conservation yang bertujuan untuk perlindungan kawasan hutan.
Bibit pohon diambil dari wilayah sekitar dan untuk satu jenis pohon dibutuhkan sekitar 250 jenis bibit. “Untuk satu jenis bibit pohon dibutuhkan kurang lebih 250 batang. Jadi kira-kira sekitar satu minggu lah terkumpul sebanyak itu,” kata Syamsudin. Biasanya bibit pohon yang sudah memenuhi kuota dirawat dengan disiram dan juga membersihkan sisa-sisa daun yang lapuk. Penyiraman dilakukan pada pagi hari dan juga sore hari. Dari segi perawatan, ada jenis pohon yang sedikit sulit, gampang mati. “Jenis pohon matoa jenis pohon yang mudah mati, dan cepat untuk disulam” ujarnya.
Rumah bibit sudah berjalan selama enam bulan tersebut kini menghasilkan sekitar ribuan bibit. Belum lama ini juga ada permintaan dengan menyumbang sekitar puluhan bibit jenis pohon durian ke dinas setempat. “Iya, banyak yang meminta jenis pohon buah, sementara disini baru tersedia bibit jenis pohon durian. Ya, semoga ke depan kami bisa memenuhi permintaan untuk jenis-jenis pohon buah”.
Teks dan Foto : Dedy Istanto/Gaia Indonesia