Perubahan iklim, sebagai fenomena global yang semakin merajalela, menunjukkan karakteristik tragis dari konsep “Tragedy of the Commons” yang diperkenalkan oleh Garrett Hardin pada tahun 1968. Dalam esai ini, kita akan menjelajahi bagaimana perubahan iklim dapat dianggap sebagai sebuah Tragedy of the Commons, menggambarkan perilaku manusia yang tidak terkendali dalam mengelola sumber daya bersama, dengan konsekuensi yang mungkin menghancurkan bagi seluruh umat manusia.
Sumber Daya Bersama dalam skala global seperti dalam Tragedy of the Commons, perubahan iklim melibatkan sumber daya bersama yang tidak terbatas, seperti atmosfer dan oseanografi global. Setiap individu dan negara berbagi sumber daya ini tanpa batasan. Konsep Tragedy of the Commons menyoroti bahaya eksploitasi berlebihan dari sumber daya bersama. Dalam konteks perubahan iklim, pelepasan besar-besaran gas rumah kaca dan penggunaan sumber daya alam yang tidak terkendali menandakan tingkat eksploitasi yang tinggi.
Sama seperti dalam Tragedy of the Commons, manusia terkadang sulit mengatur diri sendiri. Penggunaan energi fosil, deforestasi, dan polusi adalah contoh perilaku manusia yang tidak terkendali, mirip dengan individu yang mengambil keuntungan tanpa mempertimbangkan dampaknya pada masyarakat secara keseluruhan.
Konsekuensi Tragis:
Perubahan iklim menghadirkan risiko krisis kemanusiaan global yang dapat mempengaruhi miliaran orang. Kenaikan suhu global, cuaca ekstrem, dan kenaikan permukaan laut semuanya dapat merugikan kehidupan manusia secara signifikan. Kenaikan suhu yang lebih panas memberikan gelombang panas yang dapat mengakibatkan kematian, diperkirakan terdapat 4.507 kematian yang disebabkan gelombang panas di Inggris sepanjang tahun 2022.
Perubahan iklim juga berkontribusi pada hilangnya keanekaragaman hayati. Spesies punah, ekosistem terdegradasi, dan kehilangan habitat adalah konsekuensi dari eksploitasi yang berlebihan. Beruang kutub menjadi salah satu spesies paling beresiko punah dari adanya perubahan iklim, habitat tempat mereka tinggal telah kehilangan lapisan es yang mencair lebih tinggi akibat perubahan iklim.
Dalam Tragedy of the Commons, pertentangan antara kepentingan individu dan kepentingan bersama dapat menyebabkan kehancuran. Dalam konteks perubahan iklim, negara-negara dengan kepentingan ekonomi yang berbeda dan tingkat tanggung jawab yang tidak seimbang memperumit upaya global untuk mengatasi masalah ini.
Tindakan Mendesak dan Kolaboratif:
Sebagaimana Tragedy of the Commons menuntut kerjasama untuk menghindari kehancuran, demikian pula perubahan iklim membutuhkan kerjasama internasional yang kuat. Kesepakatan global, seperti Perjanjian Paris, menunjukkan upaya untuk mengatasi masalah ini secara kolektif. Tragedy of the Commons seringkali membutuhkan peningkatan kesadaran dan pendidikan. Dalam konteks perubahan iklim, kesadaran masyarakat tentang dampak individu dan kolektif dari perilaku mereka menjadi kunci untuk merangsang tindakan berkelanjutan.
Penutup
Perubahan iklim, dengan semua kompleksitas dan risikonya, dapat dipahami sebagai Tragedy of the Commons modern. Sebagaimana dalam kisah Hardin, tindakan kolaboratif dan tanggung jawab bersama sangat penting untuk mencegah konsekuensi yang lebih buruk lagi. Kita, sebagai masyarakat global, harus mengambil langkah-langkah tegas untuk memitigasi perubahan iklim, menjadikan tragedi ini sebagai katalisator untuk perubahan positif dan keberlanjutan.
Syarifudin/Social Development Specialist Gaia Indonesia