Suara kicau burung dipagi hari seakan sudah jarang terdengar di kota-kota besar, salah satunya Jakarta. Pembangunan gedung yang pesat telah menggerus habitat dan keberadaan jenis-jenis burung sebagai rumah tinggalnya. Selama kurun waktu tahun 2010 sampai dengan 2016 setidaknya ada sekitar 145 jenis burung yang hidup di Jakarta, jumlah tersebut menyusut bila dibandingkan dengan data tahun 1946 yang tercatat sekitar 256 jenis.
Sebagai kota besar dan megah kondisi tersebut memprihatinkan, mengingat satwa liar burung merupakan salah satu indikator terciptanya sebuah lingkungan kota yang baik dan ramah lingkungan. Keberadaannya sangat penting sebagai ekosistem yang membantu terwujudnya keanekaragaman hayati perkotaan yang dapat hidup berdampingan dengan manusia.
Beberapa catatan yang menjadi konsentrasi bersama adalah, bagaimana mempertahankan keberadaan jenis-jenis burung yang saat ini bertahan hidup di Jakarta dengan kondisi habitat seadanya. Dibutuhkan banyak ruang terbuka hijau (RTH) yang mengundang kembali burung-burung sebagai rumah tinggal bersama.
Berikut ini dokumentasi kehidupan jenis-jenis burung yang tersisa dan bertahan di belantara hutan beton yang ada di kawasan Monumen Nasional (Monas), Senayan, dan juga Suaka Margasatwa Muara Angke.
Dedy Istanto/ Gaia Indonesia