GALLERY

Burung-Burung Yang Bertahan Hidup Di Kerasnya Jakarta

Burung Gereja (Passer montanus) Dikenal sebagai burung penjuru dunia karena keberadaanya mampu beradaptasi dan bertahan meski kondisi habitatnya mengalami perubahan. Hidup secara berkelompok, mencari makan apa adanya, termasuk sisa-sisa makanan dari manusia

Punai Gading (Treron vernans) Jenis merpati yang satu ini hidup berkelompok dan bergantung pada pohon buah dan juga biji-bijian, sebagai makanan utamanya.

Betet Biasa (Psittacula alexandri) Perubahan kondisi habitat membuat sebagian burung memilih mencari tempat yang jauh dari keramaian, namun ada juga yang tetap bertahan seperti burung jenis paruh bengkok ini yang bertengger di antara gedung bertingkat di kawasan Senayan

Tekukur Biasa (Spilopelia chinensis) Banyak menghabiskan waktunya di daratan ketimbang di udara. Mudah dijumpai hampir di seluruh kawasan kota Jakarta, karena keberadaannya tidak banyak terganggu oleh manusia maupun predator lainnya

Takur Ungkut Ungkut (Megalaima haemacephala) Sebagai burung penetap kota Jakarta, burung ini suka habitat terbuka, namun tidak mudah terlihat karena aktif berpindah dari satu pohon ke pohon yang lainnya.

Cucak Kutilang (Phcnonotus aurigaster) Burung kicau yang sampai saat ini masih banyak diburu oleh manusia untuk dijadikan hewan peliharaan. Hidupnya berkelompok, dan mudah dijumpai hampir di seluruh wilayah kota Jakarta karena kemampuan adaptasinya.

Kipasan Belang (Rhipidura javanica) Masuk dalam kategori burung yang lincah dan aktif, karena sering berpindah tempat. Sensitif terhadap keberadaan manusia, burung berekor seperti bentuk kipas ini bisa dijumpai di Senayan dan juga Suaka Margasatwa Muara Angke.

Suara kicau burung dipagi hari seakan sudah jarang terdengar di kota-kota besar, salah satunya Jakarta. Pembangunan gedung yang pesat telah menggerus habitat dan keberadaan jenis-jenis burung sebagai rumah tinggalnya. Selama kurun waktu tahun 2010 sampai dengan 2016 setidaknya ada sekitar 145 jenis burung yang hidup di Jakarta, jumlah tersebut menyusut bila dibandingkan dengan data tahun 1946 yang tercatat sekitar 256 jenis.

Sebagai kota besar dan megah kondisi tersebut memprihatinkan, mengingat satwa liar burung merupakan salah satu indikator terciptanya sebuah lingkungan kota yang baik dan ramah lingkungan. Keberadaannya sangat penting sebagai ekosistem yang membantu terwujudnya keanekaragaman hayati perkotaan yang dapat hidup berdampingan dengan manusia.

Beberapa catatan yang menjadi konsentrasi bersama adalah, bagaimana mempertahankan keberadaan jenis-jenis burung yang saat ini bertahan hidup di Jakarta dengan kondisi habitat seadanya. Dibutuhkan banyak ruang terbuka hijau (RTH) yang mengundang kembali burung-burung sebagai rumah tinggal bersama.

Berikut ini dokumentasi kehidupan jenis-jenis burung yang tersisa dan bertahan di belantara hutan beton yang ada di kawasan Monumen Nasional (Monas), Senayan, dan juga Suaka Margasatwa Muara Angke.

 

Dedy Istanto/ Gaia Indonesia

Ask Our Expert

Join hands with GAIA, your dedicated partner in Southeast Asia, to make a lasting impact on our planet. With our expert team and local insights, we help you meet your climate, biodiversity, and social goals efficiently and effectively.

Contact Form