Kawasan hutan mangrove di Jakarta menjadi penting sebagai habitat dan memiliki fungsi dalam melindungi daratan. Hutan mangrove yang tersebar di beberapa titik di Jakarta terdiri dari tiga jenis mangrove sejati yaitu, jenis Pidada (Sonneratia), Api-api (Avicennia) dan Bakau (Rhizophora). Sementara untuk jenis mangrove ikutan terdapat jenis Nipah, Ketapang dan juga jenis tumbuhan semak
Hutan mangrove Jakarta yang kondisinya masih alami ini mengalami penyusutan pasca peralihan pemerintahan Hindia-Belanda yang dahulu statusnya merupakan cagar alam. Diperkirakan pada era itu kawasan lindung mencapai ribuan hektar dan setelah itu mengalami penurunan akibat alih fungsi yang menjadi salah satu faktor utama. Adanya tambak berskala besar menjadi bagian dari alih fungsi kawasan mangrove berubah menjadi lahan empang.
Salah satu kawasan lindung seperti Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) saat ini luasnya hanya tersisa sekitar 25,02 hektar dan menjadi kawasan suaka margasatwa terkecil di Indonesia. Hutan mangrove di Jakarta memiliki fungsi penting selain sebagai habitat bagi burung-burung, mamalia, reptil, dan juga serangga juga sebagai pelindung daratan dari bencana abrasi Pantai.
Tercatat sekitar kurang lebih 132 jenis burung hidup di kawasan tersebut, baik itu jenis burung penetap maupun pendatang (migrasi). Selain itu juga terdapat bagi mamalia seperti Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan juga Bajing kelapa (Callosciurus notatus) serta jenis kelelawar.
Pentingnya keberadaan hutan mangrove di Jakarta sebagai ekosistem memberikan banyak manfaat tidak hanya bagi flora dan fauna, namun juga bagi masyarakat pesisir karena salah satu fungsi hutan mangrove adalah melindungi daratan kota Jakarta itu sendiri
Teks dan Foto : Dedy Istanto/Gaia Indonesia