Pantai Jakarta yang dipadati sampah-sampah beraneka macam seperti bungkus mie instant, sterofoam, plastik, hingga sendal jepit menjadi tempat tinggal burung-burung air. Tampak makhluk mungil berukuran 20 centimeter sedang asyik berjalan dan menggoyangkan ekornya naik-turun. Dengan seksama dia memperhatikan hamparan lumpur di sekitarnya. Ajaib dia bisa menemukan sebuah kerang kecil di hamparan lumpur yang dipenuhi sampah. Kerang kecil tersebut dipecahkan menggunakan paruhnya dan kemudian memakan hewan lunak yang berlindung di balik cangkang kerang tersebut.
Makhluk yang sedang asyik mencari makan tersebut adalah burung Trinil pantai (Tringa hypoleucos) atau orang-orang “londo” menyebutnya Common Sandpiper. Trinil pantai merupakan jenis burung yang hidup di daerah pesisir pantai dan hutan mangrove yang mempunyai hamparan dataran lumpur (mudflat). Gampang sekali untuk mengidentifikasi burung ini, karena setiap dia berjalan pasti dia selalu menggoyangkan ekornya naik-turun (Bobbing) dan burung ini mempunyai ciri khas paruhnya yang panjang untuk mencari kerang di dasar lumpur.
Namun sangat disayangkan di kota Jakarta burung ini selalu tersisihkan, habitatnya berupa pantai berlumpur atau hutan mangrove selalu diambil paksa dan dialihkan fungsi menjadi pemukiman atau kawasan pabrik. Tahun 1970 merupakan masa habitat burung ini mulai tergusur, dimana awalnya kawasan Ancol berupa hutan belantara mulai dibabat habis hingga merambat keseluruh pesisir Jakarta dan yang tersisa hanya tinggal hutan mangrove.
Teks dan Foto : Dedy Istanto/Gaia Indonesia