Fenomena mudik atau pulang kampung saat perayaan Idulfitri atau lebaran merupakan tradisi bagi masyarakat agama Islam yang menjadi agama mayoritas di Indonesia. Kerinduan akan kampung halaman menjadi sebuah ritual bagi sebagian masyarakat untuk berkumpul bersama dengan keluarga. Namun, hal tersebut tidak hanya dirasakan bagi manusia, tetapi juga bagi jenis burung yang ada juga melakukan perjalanan “pulang kampung” yang dikenal dengan migrasi, baik secara kelompok kecil maupun besar pada waktu yang hampir bersamaan.
Mudik Lebaran dan Arus Balik Burung Migran
Lebaran tahun 2025 diperkirakan jatuh pada akhir bulan Maret, yang juga bertepatan dengan arus balik burung migrasi dari selatan ke utara. Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa menjadi salah satu wilayah penting dalam jalur migrasi burung, khususnya dalam East Asia-Australasia Flyway (EAAF). Ini menjadikan mudik tahun ini terasa lebih istimewa karena bukan hanya manusia yang melakukan perjalanan pulang, tetapi juga burung-burung pengembara dari berbagai belahan dunia.
Setiap tahunnya jutaan burung bermigrasi ke selatan saat musim dingin mulai melanda wilayah utara (sekitar bulan September–Oktober). Mereka singgah diberbagai wilayah di Indonesia untuk mencari makan dan bertahan di cuaca yang lebih hangat. Saat musim dingin di utara berakhir (sekitar Maret–April), burung-burung ini akan kembali ke tempat asalnya untuk berkembang biak, mirip dengan manusia yang kembali ke kampung halaman saat Lebaran.
Burung-Burung yang Ikut “Mudik”
Beberapa jenis burung migran yang baru-baru ini teramati dalam perjalanan pulangnya meliputi:



Tantangan dalam Perjalanan “Mudik” Burung Migran
Meskipun burung migran telah melakukan perjalanan ini selama ribuan tahun, mereka menghadapi berbagai tantangan yang semakin berat, di antaranya:
- Perubahan iklim yang mempengaruhi ketersediaan makanan dan kondisi cuaca ekstrem.
- Degradasi habitat, terutama di tempat-tempat persinggahan yang berubah menjadi lahan perkotaan atau pertanian.
- Ancaman perburuan, di mana beberapa spesies burung masih diburu untuk konsumsi atau perdagangan ilegal.
Mari Jaga Burung Migran
Seperti halnya manusia yang berjuang untuk bisa mudik dengan aman dan nyaman, burung migran juga menghadapi banyak rintangan dalam perjalanannya. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya jalur migrasi dan habitat persinggahan mereka, kita dapat membantu menjaga keberlangsungan populasi burung migran di Indonesia.
Semoga baik para pemudik maupun burung-burung migran dapat selamat sampai tujuan masing-masing. Sampai jumpa tahun depan di langit Indonesia, para pengembara bersayap.
Salam lestari
Teks dan Foto : Yasin Chumaedi/Biodiversity Officer Gaia Indonesia